Bolehkah menikahkan pasangan yang “bodoh”?

>> Selasa, 24 Desember 2013

Saya dulu mempunyai tetangga, sepasang suami istri yang bodoh, mereka tidak gila, tidak juga idiot, namun mereka bodoh dalam artian tidak memiliki pengetahuan dalam berbagai hal. Sang suami bekerja di Dinas kebersihan dan Pertamanan sebagai Tukang Sampah dan istrinya sebagai ibu rumah tangga. Dalam ekonomi mereka tergolong orang yang miskin namun bukan tergolong fakir. Karena sang suami berpenghasilan tetap sebagai PNS dinas kebersihan.

Suami istri ini mempunyai 3 orang anak, 2 diantaranya idiot yaitu anak sulung dan bungsu. Kedua anak yang idiot tersebut bukan bawaan dari lahir tapi lebih karena kesalahan orang tua si anak dalam merawat dan mengasuh anaknya. Saya dengar waktu anak pertama masih berumur beberapa bulan, si ibu memandikan anaknya dengan air panas, tanpa mengecek suhu air terlebih dahulu. Dipastikan masih ada hal lain dalam hal asuh yang salah yang membuat anak sulung tersebut jadi idiot. Anak yang kedua, alhamdulillah baik baik saja dan tumbuh dengan normal, mungkin si ibu sudah belajar dari orang2 tentang mengasuh anak, karna banyak ibu ibu lain yang prihatin dengan ibu tersebut dalam mengasuh anak. Dan yang terakhir anak bungsu, mengalami gizi buruk dan membuat geger pemerintah kota bukittinggi karena pertama kalinya ada anak yang menderita gizi buruk di kota kami. Dokter dan bidan Puskesmas langsung turun tangan dalam menangani anak tersebut, sampai anak tersebut sehat. Penyuluhan dan pelatihan diberikan oleh dokter maupun bidan tentang cara merawat anak yang benar pada sang ibu.

Tak berapa lama keluarga tersebut pindah setelah kondisi anak bungsu tersebut membaik.  Setelah beberapa tahun saya bertemu mereka  di pasar. Saya bertemu sedang memunggut sampah plastik dan 3 orang anaknya. Sejenak saya melihat anak perempuan, si anak bungsu yang sudah pandai berjalan. Namun apa yang saya lihat membuat  saya sangat sedih.  Anak bungsu perempuan mereka yang sudah berumur 4 tahun yang terlihat Idiot. Anak tersebut hanya mengangga dan menerawang sambil memakan kue di tangannya, dari bentuk wajahnya saya sudah tahu bahwa anak tersebut idiot. 

Dalam hati saya sangat marah, tapi bukan pada pasangan suami istri tersebut, namun kepada orang tua dari pasutri tersebut. Mereka tentunya tahu bahwa anaknya tersebut “bodoh” namun mengapa mereka tetap menikahkan anaknya. Jikalau mereka tetap ingin anaknya menikah mereka harus mengajari dan mengawasi si istri dalam merawat anak. Sekarang nasi telah jadi bubur, 2 anak tersebut dipastikan idiot mereka tidak bisa berkomunikasi, masa depan mereka hilang karena keteledoran dan kebodohan orang tuanya. 

Kabar terakhir saya dengar bahwa mereka telah bercerai, si suami telah mentalak istrinya, namun si suami masih mengauli istrinya hingga hamil. Saya hanya bisa geleng geleng kepala, ya mau bagaimana lagi “Urang Ndak Baraka”.

Pertayaan saya, Bagaimana Islam dan Hukum di indonesia mengatur hal ini, bolehkah menikahkan pasangan bodoh? Sedangkan dalam islam menikah adalah kewajiban.

0 komentar:

Posting Komentar

About This Blog

Blog ini berisi pengetahuan tentang pariwisata dan industrinya seperti hotel dan usaha perjalanan pariwisata. Sebagian di sadur pada website berita online terkemuka

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP